Bisnis


Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dalam bahasa Inggris bisnis yaitu sibuk dari kata yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, atau masyarakat. Dalam arti, sibuk aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Ada beberapa klasifikasi bisnis, yaitu :
  1. Bisnis Jasa, merupakan bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan pengisian untuk layanan yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
  2. Manufaktur, merupakan bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari bahan baku atau komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan.
  3. Pengecer dan Distributor, merupakan pihak yang berperan sebagai perantara antara produsen dengan konsumen. Sebagian besar toko-toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
  4. Bisnis Pertanian dan Pertambangan, merupakan bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral.
  5. Bisnis Finansial, merupakan bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
  6. Bisnis Informasi,  merupakan bisnis yang menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual properti).
  7. Utilitas, merupakan bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
  8. Bisnis Real Estate, merupakan bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan menjual, menyewakan dan pengembangan properti, rumah, dan bangunan.
  9. Bisnis Transportasi, merupakan keuntungan bisnis dengan memberikan barang atau individu dari sebuah lokasi yang lain.
  10. Bisnis Ritel, merupakan bisnis yang menjual barang kepada pengguna akhir, bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk penggunaan dan konsumsi oleh pembeli.
Ada beberapa perbedaan di antara bisnis yang mengejar laba dan bisnis yang tidak mengejar laba.

Bisnis yang mengejar laba :
  • Didirikan oleh sejumlah orang yang ingin mencari keuntungan
  • Modal berasal dari pemilik perusahaan
  • Menyediakan atau menghasilkan barang maupun jasa guna untuk memperoleh hasil ataupun laba sesuai dengan keinginan pemilik organisasi tersebut.
  • Tujuan bersama yakni untuk menghasilkan laba
  • Perusahaan dimiliki oleh penanam modal
  • Organisasi ini dapat sewaktu-waktu dibubarkan (dilikuidasi) apabila ternyata tidak dapat lagi memperoleh keuntungan dan terus-menerus menderita kerugian sehingga modalnya menjadi sangat berkurang.

Bisnis yang tidak mengejar laba :
  • Didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum
  • Membutuhkan donatur sebagai sumber pendanaan
  • Menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia.
  • Berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas.
  • Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis
  • Mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil


Ada beberapa masalah bisnis yang dihadapi produsen saat ini, diantaranya yaitu :

Minimnya pengetahuan produsen tentang ekspor
Menjual produk ke luar negeri memiliki banyak tantangan yang berbeda dengan menjual ke kota lain. Mulai dari mencari konsumen, mengurus logistik ke negara pembeli, hingga masalah surat menyurat. Karena itulah memulai ekspor memerlukan banyak pengetahuan.

Sosialisasi ekspor yang kurang masif
Sebagai contoh, di DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DIPERINDAG) telah melakukan pelatihan dan seminar untuk umkm di provinsinya. Namun, kapasitas yang disediakan maksimal 40 UMKM per tahun. Sangat kecil dibandingkan dengan lebih dari 90.000 UMKM yang ada di DIY.

Keterbatasan jaringan konsumen luar negeri yang dimiliki produsen
Banyak produsen kita yang belum memiliki jaringan relasi. Meski internet sudah sangat mendekatkan, tantangan ini masih belum bisa dipenuhi. Belum ada platform yang secara spesifik memudahkan produsen untuk mengekspor produknya. Produsen yang tidak ingin repot untuk mengurus ekspor.

Produsen yang tidak ingin repot untuk mengurus ekspor
Produsen banyak terfokus pada proses produksi, karena memang hal ini yang sulit. Banyak produsen skala umkm yang belum memiliki sistem manajerial produksi hingga pembukuan keuangan yang baik. Hal ini menyebabkan produksi menjadi lebih sulit dan lambat dalam bersaing.

Minimnya kemampuan produsen untuk berkomunikasi dengan konsumen asing
Ketika berbicara tentang linga francas (bahasa yang umum di antara penutur yang bahasa ibunya berbeda), bahasa Inggris telah menjadi bahasa dominan yang paling banyak digunakan dalam bisnis dan perdagangan global. Indonesia berada di peringkat 32 dari 72 negara yang di survei menurut The Proficiency Index yang dilakukan oleh English First

Banyak produsen yang belum memiliki kapasitas produksi yang memadai  
Pembeli dari luar negeri biasa membeli dalam jumalah banyak, ini dilakukan untuk mengurangi biaya logistik per unit yang dibeli. Namun seperti kita ketahui, kebanyakan produsen di Indonesia adalah UMKM. Produksi dijalankan untuk memenuhi pasar dalam lingkup sekitar hingga provinsi. Pesanan dalam jumlah besar secara mendadak tentu bukan sesuatu yang diinginkan para produsen

Sumber :

0 comments:

Post a Comment

Copyright 2009 Little Story. . . . All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates