kisah film BRAVE



 BRAVE

Pixar kembali menyuguhkan animasi kelas Internasional dengan cerita epik. Tak seperti animasi Pixar sebelumnya, kali ini Pixar menghadirkan suasana yang lebih kolosal dan merakyat layaknya dongeng. Film animasi garapan Pixar yang berjudul Brave ini digadang-gadang menjadi animasi terbaik dengan grafis yang mendekati sempurna. Namun, beberapa kritikus film menyatakan bahwa cerita yang disuguhkan berbanding terbalik dengan kesempurnaan grafis yang memanjakan penonton. Ternyata, Anda salah sangka pemirsa!

180 derajat tidak  seperti yang dikatakan oleh review sebuah harian ternama, yang menyatakan bahwa cerita film ini kurang kuat dan tak sesuai standar Pixar biasanya. Sekali lagi, Anda salah dugaan pemirsa. Dengan grafis yang mendekati sempurna dan cerita kuat yang disuguhkan film ini sukses membuat Anda terhanyut di setiap emosi yang sengaja dihadirkan sang sutradara. Ketika menonton film ini, Anda seolah tak akan mau melepas pandangan dari layar bioskop. Anda akan tertarik untuk mengikuti setiap jengkal cerita yang berjalan dan tak mau melewatkannya sedetik pun.



Pixar selalu cerdas menghasilkan cerita bermoral bagi anak-anak dan dewasa, dikemas dalam bingkisan menarik berupa grafis yang indah. Brave tak ubahnya menjadi film sarat emosi yang mengisi liburan Anda dengan nilai moral yang tinggi. Bagaimana cara kita bersyukur atas apa yang kita miliki? Bagaimana pentingnya peran seorang Ibu? Bagaimana sikap kita sebagai orang tua pada anak-anak yang keinginannya juga ingin kita dengar? Film ini, edukasi dalam berkasih sayang dalam keluarga dikemas dalam bentuk cake yang menarik. Terasa lezatnya!

Cerita dari film ini sebenarnya tidak ada dalam dongeng manapun. Alkisah terdapat lah seorang putri dari Suku DunBroch dengan rambut keritingnya yang menggemaskan, dan tingkah tomboy nya yang lucu berjuang menegakkan kebebasan seorang anak dalam menentukan jalan hidup dan menentukan masa depannya sendiri, dia bernama Putri Merida. Putri Merida sejak kecil lebih dianugerahi sifat yang cuek dan seenaknya sendiri, dia cenderung tak suka dikekang dengan berbagai aturan layaknya seorang putri. Sedangkan, ibunya Ratu Elinor menginginkan Putri Merida menjadi putri sejati yang penuh unggah-ungguh dan tunduk terhadap tradisi.

Konflik dimulai ketika Putri Merida harus menghadapi lamaran putra sulung dari 3 suku yang bersekutu di bawah kekuasaan ayahnya. Lebih banyak kekonyolan yang terjadi di paruh waktu pertama film ini, sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk mati bosan ketika menonton film ini. Lanjut ceritanya, nah! dari sinilah jiwa pemberontakan Putri Merida bangkit. Tradisi mereka selalu mengatakan bahwa Putra Sulung ketiga suku tersebut harus berkompetisi, dan kompetisi ditentukan oleh Sang Putri. Karena Sang Putri kita ini gemar memanah maka tentu saja Ia memilih kompetisi memanah dengan tujuan melibatkan dirinya dalam kompetisi tersebut. Alhasil, tidak ada seorang pun dari ketiga calon suami dipilih oleh Putri Merida.

Karena kelancangan Sang Putri inilah akhirnya Ratu Elinor murka dan berujung pada pertengkaran sengit, sehingga juga membawa Sang Putri melakukan tindakan bodoh. The most stupid thing She's ever done! Sang Putri merajuk dan berlari ke hutan, kemudian ia mengikuti Whisps, api roh, yang menuntunnya pada penyihir dan yah, Putri Merida memohon satu permintaan untuk mengubah ibunya. Sayangnya, Ia tak pernah berharap kalau Ibunya akan berubah menjadi ...

Karena perubahan itulah, masalah muncul dalam kubu kerajaan. Karena rasa kurang bersyukur Sang Putri dan kebodohannya, terjadilah masalah besar yang membuat beruang jahat Mor'du kembali menyerang kerajaan dan nyawa Ibunya hampir saja melayang.

Akhir cerita, kita akan diajarkan bagaimana kita sebagai anak harus bisa memahami apa yang diinginkan orang tua kita. Intinya, komunikasi antara orang tua dan anak memang diperlukan agar tidak terjadi kesalah pahaman yang berakibat fatal.. Dan pentingnya rasa syukur terhadap apa yang kita punya. Adegan terakhir yang disuguhkan dalam film ini cukup menguras air mata kita. Sang sutradara berhasil membuat kita hanyut dalam rasa sesal Putri Merida dengan kesalahan konyolnya. Sang sutradara berhasil mempengaruhi kita bahwa Ibu adalah segalanya untuk kita. Ibu selalu melindungi kita dan Ibulah yang tahu apa yang terbaik untuk kita.

wisata ke pantai ujung genteng, bandung


Pantai Ujung Genteng,Sukabumi,Jawa Barat , Indonesia

     Pantai Ujung Genteng berlokasi di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pantai di kawasan ini merupakan pantai selatan Pulau Jawa yang merupakan pantai dari Samudera Hindia. Ombak di Pantai ini tidak terlalu besar karena gugusan karang di bibir pantai. Air lautnya pun masih sangat jernih, sampai kamu bisa melihat karang-karang dan ikan-ikan cantik yang berenang dengan mata telanjang tanpa harus menyelam ataupun ber snorkeling. Di sini juga merupakan tempat favorit untuk menikmati keindahan sunset.

Di daerah sana juga ada beberapa tempat yang bisa anda kunjungi seperti :
  • Akuarium Cibuaya, yaitu akuarium alami, kamu bisa melihat ikan-ikan cantik yang terjebak di lubang-lubang pantai, pemandangan unik ini bisa kamu jumpai di Pantai Cibuaya.
  • Curug Cikaso, tidak jauh dari pantai Ujung Genteng terdapat pemandangan lain yaitu air terjun Curug Cikaso. Di sini kamu bisa melihat tiga air terjun sekaligus.
  • Pembuatan Gula, dengan sangat sederhana yakni dengan menggunakan bokor untuk menampung cairan dari kembang kelapa kemudian dimasak dengan menggunakan kuali lalu di cetak dan di potong.
  • Tebing Amanda Ratu, di sini kamu akan merasa berada di Tanah Lot , dengan adanya tebing karang yang ada di laut dengan ombak yang menghantam tebing seperti pemandangan yang kita jumpai di tanah Lot, Bali.


  • Tempat bertelurnya Penyu Hijau,di Pantai Pengumbahan merupakan tempat favorit bagi para penyu hijau bertelur serta bagi para wisatawan yang hobi berselancar.









film yang diambil dari kisah nyata

THE EXORCIMS OF EMILY ROSE
 
Gereja Katolik secara resmi mengenali kerasukan setan pada diri gadis mahasiswa berusia 19 tahun itu. Dengan alur flash back-nya, film ini diawali dengan seorang pastor yang dituduh bersalah dan seorang pengacara yang akan bertugas membelanya di pengadilan.

Pengacara Erin Bruner didudukkan di antara Gereja dan negara ketika dia membela hidup Pastor Richard Moore yang menjadi terdakwa. Erin harus menghadapi dua lawan sekaligus, berhadapan dengan jaksa penuntut dan juga berperang dengan setan yang pernah merasuki Emily. Sejak awal ia sadar bahwa pembelaannya tak akan bagus. Erin mengambil kasus ini, dengan sedikit keraguan, selain karena ingin mendapatkan posisi sebagai senior partner di firma hukumnya. Pastor Richard menyetujui pembelaan Erin dengan syarat, asal ia boleh melengkapi dengan menceritakan kisah Emily sendiri. Padahal Pastor Richard dilarang memberi kesaksian oleh Keuskupan dan lebih disarankan untuk mengakui kesalahannya. Karena dengan pengakuan itu Erin mudah membela dan meringankan hukumannya. Namun Pastor Richard bersikukuh dan Erin pun menerimanya.

Sidang pun berlangsung dengan tampilnya kesaksian para dokter yang dihadirkan jaksa penuntut, Ethan Thomas. Ethan Thomas ngotot Emily menderita epilepsi dan penyakit jiwa (psikosis). Tetapi Erin keras kepala membebaskan Pastor Richard.

Adegan kemudian beralih ke flashback menunjukkan bagaimana awal kejadian kerasukan. Seorang gadis sendirian di ruang tidurnya jam 3 dinihari, ia mencium bau terbakar, mendengar suara gaduh dan melihat kotak pensilnya bergerak-gerak sendiri. Gadis itu lalu berbaring lagi dan menarik selimutnya, tetapi sebuah kekuatan besar menekan, seolah ada yang menindihnya. Seperti halusinasi, ia menderita karena mendapatkan banyak penglihatan yang menakutkan. Emily lalu di bawa ke rumah sakit dan didiagnosa menderita penyakit jiwa. Maka, ia diberi obat anti psikotik. Namun sebenarnya tak memperbaiki keadaannya. Penglihatan yang menakutkan terus berlanjut, hingga mengakibatkan tubuhnya semakin melemah.

Emily meninggalkan sekolahnya, pulang ke rumah orang tuanya. Ia dan orang tuanya lama-lama sadar bahwa dirinya tidak sakit jiwa tetapi karena kerasukan setan. Karena itu, keluarganya memutuskan memanggil pastor paroki untuk mengupayakan pengusiran setan, dan pihak Gereja menyetujui. Dalam pesidangan, pengalamannya dikatakan sebagai kombinasi antara epilepsi (karena gejala kejang-kejang) dan psikosis (karena penglihatan yang dialaminya).

Pengalaman yang sama dialami Erin Bruner. Pembela Pastor ini mengalami kejadian aneh jam 3 dini hari, saat ia mencium bau terbakar dan mendengar suara yang gaduh. Pastor Richard menduga bahwa Erin juga diganggu setan. Dalam film itu diceritakan bagaimana Pastor Richard menjelaskan bahwa jam 3 dini hari merupakan saat yang tepat ketika setan mengolok-olok Tritunggal Mahakudus. Saat itu juga merupakan pertentangan dari jam 3 siang, jam ketika Yesus wafat.

Erin merasa bahwa proses pengadilan diarahkan ke kasus medis belaka. Ia berusaha keras untuk membuktikan bahwa Emily sungguh-sungguh kerasukan. Erin Bruner memanggil saksi ahli seorang ahli antropologi bernama Dr. Sidur Adani. Antropolog ini diminta menunjukkan aneka ragam aliran kepercayaan yang meyakini adanya fenomena kerasukan yang memang bersifat spiritual.

Di tengah kebingungan Erin Bruner, tanpa disengaja, seorang dokter ahli jiwa yang hadir saat eksorsisme, tiba-tiba menyerahkan rekaman audio rahasianya. Dukungan bagi Erin untuk membuktikan bahwa kematian Emily bukan bersifat medis pun bertambah. Pastor Richard yang selama ini bungkam, akhirnya memberi kesaksian saat peristiwa eksorsisme berlangsung.

Tampilan film pun beralih ke saat dilangsungkannya eksorsisme, bersamaan dengan diputarnya kaset rekaman. Kejadiannya tepat di malam Helloween, karena Pastor Richard Moore percaya bahwa setan sangat mudah dihadirkan pada malam itu. Pastor, kekasih dan ayah Emily ada di dalam kamar. Sementara Emily terikat di tempat tidurnya. Pastor memercikkan air suci dan mengucapkan aneka kutipan Kitab Suci. Emily membalasnya dengan suara berat dan keras dengan aneka bahasa Latin, Jerman, Yahudi dan Aram. Tiba-tiba beberapa ekor kucing meloncat ke arah sang Pastor hingga membuatnya terjatuh. Emily melepas ikatan dan meloncat memecah kaca jendela, keluar menuju kandang kuda. Mereka pun mengikuti Emily. Di kandang kuda itu, Pastor membentak setan untuk menunjukkan dirinya. Emily menyahut dengan suara keras bahwa ia dirasuki enam setan yang pernah merasuki Nero, Yudas dan Kain. Nama setan itu disebutnya a ialah “Legion” dan Belial. Dalam keadaan tak sadar itulah mulut Emily mengeluarkan suara pernyataan si setan: “Saya Lucifer, setan dalam daging !”

Penonton dibawa kembali ke ruang sidang. Pastor Richard mengatakan bahwa setelah gagal mengadakan pengusiran setan, ia menyarankan Emily menghentikan pengobatan anti-psikosis-nya agar pengusiran setan lancar. Namun kenyataannya, Emily Rose meninggal beberapa minggu berikutnya.

Erin Bruner sebenarnya ingin menghadirkan dokter ahli jiwa yang hadir bersama Pastor Richard saat berlangsungnya pengusiran setan. Tetapi sang dokter sudah meninggal tak lama setelah menyerahkan kaset rekaman untuk Erin. Sang dokter jiwa itu sempat mengatakan bahwa ia tak bisa membuktikan, tetapi mengakui setan itu ada. Erin Bruner yang memberi kesempatan Pastor bersaksi dipojokkan oleh pimpinannya. Pimpinan firma hukum Erin Bruner akan merontokkan karirnya jika memberi kesempatan Pastor Richard bersaksi lagi.

Pada hari berikutnya Erin Bruner mengunjungi Pastor di penjara. Pastor Richard menunjukkan surat yang ditulis Emily sebelum ia meninggal. Dalam suratnya Emily mengisahkan aneka penglihatan yang dialaminya, pada pagi hari sesudah malam pengusiran setan. Ia keluar rumah dan melihat Bunda Maria yang menghampirinya. Bunda Maria mengatakan: “Meskipun setan tak dapat keluar dari tubuhmu, kamu sebenarnya bisa memilih meninggalkan tubuhmu dan penderitaanmu akan berakhir. Tetapi jika kamu membiarkan setan tetap ada dalam tubuhmu dan menderita kerasukan sedemikian ini, maka sesungguhnya kamu memberi bukti kepada banyak orang bahwa Tuhan dan setan benar-benar ada”.

Adegan berikutnya menampilkan jiwa Emily memilih menderita dengan kembali ke dalam tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa Emily rela menderita untuk memberi kesaksian kepada dunia bahwa Tuhan dan setan sungguh ada. Emily menuliskan akhir suratnya dengan kata-kata: “Orang berkata bahwa Tuhan tidak ada, tetapi bagaimana mungkin mereka mengatakan itu bila saya menunjukkan setan kepada banyak orang ?” Emily kemudian ditampilkan menerima stigmata (luka seperti luka Yesus karena penyaliban di kedua tangan dan kaki), yang dipercayai Pastor Richard sebagai suatu tanda bahwa Tuhan sungguh mengasihi Emily. Namun jaksa penuntut mengolok penjelasan itu bukan stigmata, melainkan karena Emily menyentuh kawat berduri yang mengelilingi rumahnya.

Pastor Richard tentu kecewa dengan olok-olok jaksa penuntut namun ia tetap rendah hati. Jaksa penuntut menganggap Emily tak sedemikian sebagaimana dikisahkan Pastor, karena yakin Emily tak sebodoh itu. Bahkan jaksa mengajak peserta sidang untuk tidak mempercayai setan, meskipun ia sebenarnya penganut Kristen Methodis. Erin Bruner yang bukan penganut agama dan kepercayaan apapun tentu heran dengan pernyataan jaksa. Meskipun bukan penganut agama, Erin Bruner meyakinkan tetap adanya dua kemungkinan, Emily sungguh kerasukan setan atau menderita karena penyakit jiwa. Ucapan Erin ini seolah mengajak penonton untuk menilai sendiri apakah Emily kerasukan setan atau menderita penyakit jiwa.

Pengadilan memutuskan vonis, Pastor Richard Moore memang bersalah tetapi ia tidak dipenjara. Ia dinyatakan bersalah ketika menyuruh Emily Rose menghentikan minum obat pemberian dokter. Padahal maksud Pastor Richard penghentian minum obat itu untuk memuluskan proses pengusiran setan. Pengusiran setan tidak akan berhasil jika obat penenang telah mempengaruhi otak dan menghalangi fungsi otak. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Dr Sidur Adani, ahli antropologi. Rupanya penjelasan itu tidak berarti bagi proses pengadilan. Karena dokter jiwa lainnya bersikukuh mengatakan bahwa jika Emily meneruskan minum obat maka ia tidak meninggal. Padahal kenyataannya tidak demikian, kondisi Emily tidak berubah sekalipun meminum obat dokter. Karena memang ia berkemungkinan kerasukan setan dan tidak butuh pengobatan dokter ahli jiwa, melainkan pengusiran setan. Sayang sekali, keberadaan setan dalam diri Emily dan upaya pengusiran setan oleh Pastor Richard seolah kalah bukti di pengadilan.

Dengan vonis itu, Erin Bruner dinyatakan sukses membela Pastor Richard Moore. Tetapi ia menolak promosi dirinya sebagai senior parter di firma hukumnya. Ia bersama Pastor Richard mengunjungi makan Emily. Di makam, Erin Bruner dan Pastor Richard Moore merefleksikan apa yang dialami dengan mengutip kalimat yang terukir di makam Emily dari kitab Filipi: “kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar”

Kisah film dead silence

DEAD SILENCE
 
horror berbasiskan pada legenda Dari salah satu cuplikannnya mengatakan bahwa cerita ini sebenarnya berbasis pada salah satu legenda kuno di Amerika yang cukup terkenal. Orang yang dapat berbicara melalui perut dan dapat merubah-rubah suaranya. Boneka-boneka terbuat dari plastic maupun kayu yang biasanya di gunakan sebagai sarana untuk penghiburan zaman dahulu ternyata oleh sebagian orang di salah gunakan untuk hal-hal yang tersesat. Film horror ini cukup bagus dan menceritakan horornya dari awal film sampai dengan selesai- tidak ada penyisipan cerita komedi ataupun sejenisnya membuat film ini mempunyai daya tarik tersendiri. Di awali dengan sekeluarga yang baru menikah mendapatkan kirimin sebuah boneka kayu yang biasa di gunakan untuk pertunjukkan panggung. Kalau boleh di gambarkan, wajah boneka kayu di buat serupa dengan film horror thriller The Saw. Malam itu juga, istrinya meninggal dengan janggal dan mengenaskan. Suaminya menelusuri kematian istrinya sampai ke kampong halamannya di Raven Fair. Ayahnya lumpuh setelah stroke dan di dampingi oleh istri barunya yang berarti bahwa ibu tirinya. Detektif pembunuhan di kotanya mengejarnya sampai ke kota itu. Boneka Kayu itu di katakana oleh salah seorang penduduk kota harus di kubur bersama tuannya, Mary Shaw. Pemilik sekaligus pertunjukkan panggung ventriloquies di kota itu. Balas dendam arwah jahatnya membuat penduduk di kota itu meninggal secara misterius dan mengenaskan. Mary Shaw sendiri berdasarkan cerita salah seorang penduduk, Ia di adili dan di hukum tanpa melalui pengadilan. Hal itu di picu setelah salah seorang penontonnya yang masih anak-anak datang menonton pertunjukannya malam itu mengkritiknya. Namun anak itu menghilang sehari kemudian tanpa jejak. Arwah Mary yang walaupun di kubur bersama dengan para boneka-boneka anak kecil itu menuntut pembalasan dendam setelah seseorang menggali dan mengambil salah satu boneka itu dari liang kubur. Setiap korbannya selalu kehilangan lidah.
Copyright 2009 Little Story. . . . All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates